Pengendapan yang terjadi adalah antara titran (yang diburet) dengan analit ( yang di Erlenmeyer), bila dilakukan dengan metoda langsung. Jenis titrasi pengendapan ada tiga, yaitu :
- Titrasi Argentometri
- Titrasi Merkurimetri
- Titrasi metoda Kolhoff
Dari namanya jelas bahwa titirasi ini adalah “pengukuran dengan menggunakan perak (argentum), dalam hal ini perak yang dipakai adalah AgNO3 karena hanya garam perak ini yang dapat larut dalam air.
Senyawa yang ditetapkan dengan metoda
ini tentunya adalah senyawa yang dapat mengendap dengan Ag, dalam bentuk
endapan yang stabil dan harga Ksp yang besar. Senyawa tersebut adalah
halogen (Cl, Br, I) dan beberapa senyawa pseudo halogen (senyawa yang
sifatnya mirip halogen) seperti : SCN dan juga dapat digunakan untuk menentukan merkaptan (thioalkohol), asam lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion fosfat PO43- dan ion arsenat AsO43-.
Dasar
titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut
antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah
titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq)
à AgCl(s) + NaNO3(aq)
à AgCl(s) + NaNO3(aq)
Setelah
semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan
bereaksi dengan indicator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion
kromat CrO42- dimana dengan indicator ini ion
perak akan membentuk endapan berwarna coklat kemerahan sehingga titik
akhir titrasi dapat diamati. Indikator lain yang bisa dipakai
adalah tiosianida dan indikator adsorbsi.
Sebenernya Ag akan membentuk endapan dengan kromat membentuk Ag2CrO4
tapi karena endapan ini tidak lebih stabil dibanding endapan
Ag-halogen, maka bila dalam Erlenmeyer masih terdapat halogen maka perak
yang masuk akan bereaksi lebih dulu dengan halogen, atau kalaupun
terbentuk endapan Ag2CrO4 lebih dulu, masih dapat
dipecah bila ada halogen. Dari kondisi ini bisa dikatakan bahwa titrasi
argentometri termasuk jenis titrasi kompetisi (saingan) antara Ag2CrO4 dengan Ag-halogen.
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yaitu metode Mohr, metode Volhard, metode K. Fajans, dan metode Leibig.
-
Metode Mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netraldengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator.
-
Metode Volhard
Metoda Volhard dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida, bromida, dan iodida dalam suasana asam. Caranya dengan menambahkan larutan baku perak nitrat berlebihan, kemudian kelebihan larutan baku perak nitrat dititrasi kembali dengan larutan baku tiosianat. Ya… ini adalah jenis titrasi balik.
-
Pada metoda ini digunakan indikator adsorpsi, yang mana pada titik ekivalen, indikator teradsorpsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan perubahan warna kepada larutan, tetapi pada permukaan endapan.
-
Metode Leibig
Pada metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan indikator, akan tetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada penggojogan akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil dan larut.